Selasa, 14 Juli 2009

About Me

Perkenalkan, nama saya Priyono. Saya dilahirkan di Kebumen pada tanggal 04 februari 1983. Saat ini saya masih tercatat sebagai karyawan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk cabang Purwakarta. Akhir-akhir ini saya sedang mencoba untuk keluar dari zona nyaman tersebut dan memulai suatu wirausaha. Mohon doa restunya ya…
Sekarang Saya sedang membangun sebuah jaringan usaha isi ulang pulsa elektrik dibawah naungan Pulsagram.com dengan brand:
Pions Network Cell >>
.
Tidak ada yang istimewa dari Saya. Saya adalah bapak dari “ Putri Tabitha Khoirunnissa “
anak Saya yang ultahnya 4 tahun sekali karena dia dilahirkan pada tanggal 29 februari 2008.
Saya adalah suami dari Ruminingsih, wanita asal Colomadu-Solo.
Dulu saya punya nick name yang unik namun menjijikkan yaitu : upil. Saya nggak tau kenapa mereka memanggil saya seperti itu. Apa saya dulu sering ngupil, atau karena postur tubuhku yang kecil mungil? (sekarang sih udah agak mendingan hehehe…) Tapi yang pasti saya nggak terlalu suka dengan panggilan itu. Saya lebih suka kalo dipanggil “pion” karena selain nick name itu nyambung dengan nama saya, didalamnya terdapatfilosofi yang menarik. Anda tau pion kan? Itu lho, biji catur paling kecil simbol prajurit rendahan yang sering dipakai buat umpan. Tapi walaupun prajurit rendahan, mereka adalah pelindung garda terdepan yang siap mengamankan semua elemen penting kerajaan. Ajaibnya, ketika terjadi kekosongan pemerintahan karena Sang Raja telah ter”makan” oleh lawan, Pionlah yang mempunyai kesempatan untuk diangkat menjadi Raja berikutnya. Dan pada saat akan diangkat menjadi Raja, jika ada bahaya yang datang dari musuh, maka seluruh kekuatan kerajaan akan bahu-membahu melindungi Pion Sang calon Raja.

Ayo, pulang kampung

Sebagai permulaan tulisan ini, Saya ingin bertanya dulu kepada Anda semua :

~ Apakah Anda hidup bahagia di kota Besar?

~ Atau sebaliknya, Apakah Anda hidup sengsara di kota Besar?

~ Apakah biaya sewa kontrakan Anda naik terus?

~ Apakah cicilan rumah Anda naik terus tiap tahun ( bunga berjalan ) ?

~ Apakah Orang tua Anda masih hidup, dan kebanyakan ( atau semua ) anak-anaknya merantau sehingga mereka kesepian di kampung?

~ Apakah Anda merasa melihat kalau pergaulan anak Anda di kota kurang bagus?

~ Apakah Anda punya tanah/rumah di kampung yang tidak terurus, sementara Anda merantau?

~ Apakah Anda puas dengan gaji Anda sekarang?

~ Anda sedang mencari solusi Untuk mendapatkan income lain diluar gaji Anda?

Kalau ada salah satu pertanyaan diatas yang menggugah perasaan Anda, berarti Anda adalah orang yang tepat untuk membaca tulisan ini.

Dulu, ketika baru lulus sekolah ( saya sekolah cuma sampai SMK ), saya punya keinginan atau impian yang sama seperti kebanyakan orang: Cari kerja di kota besar, punya penghasilan tetap, dan mewujudkan satu persatu impian saya. Tapi sekarang, keinginan itu pudar seiring berkembangnya wawasan saya tentang realitas kehidupan kota. Mari kita bahas satu persatu.

Kebanyakan dari kita yang merantau malah jadi ngeblangsak. Kurangnya lowongan kerja, tingginya biaya hidup, dan kerasnya kehidupan kota menjadi penyebabnya. Seperti yang dialami oleh teman-teman sekampung dan saudara-saudara saya yang merantau di Jakarta & Tangerang.

Mereka harus rela tinggal di kamar-kamar kontrakan yang pengap, sumpek & panas. Kipas angin besar yang mereka nyalakan tidak mampu untuk mengusir panasnya kamar mereka. Bahkan ada diantara mereka yang harus membeli air untuk keperluan memasak dan mandi karena air memang sulit didapat. Padahal belum tentu air itu bersih dan bebas dari bakteri E-coli.

Ada juga sebagian orang yang beruntung punya penghasilan yang cukup sehingga mereka bisa mengambil kredit perumahan. Tapi tetap saja mereka dihadapkan pada persoalan suku bunga berjalan yang sekarang diterapkan oleh Bank pemegang leasing. Sehingga, cicilan rumah mereka tiap tahun tambah naik. Belum lagi mereka harus segera merenovasi rumah mereka, karena sebagian besar kontraktor pengembang perumahan membangun rumah mereka asal jadidalam waktu singkat.

Banyak juga diantara kita yang merantau terpaksa meninggalkan orangtua kita kesepian

di kampung, termasuk saya. Tahukah Anda, bahwa orangtua Anda senantiasa mencemaskan kondisi Anda di perantauan. “Anakku makan apa ya..?” “Apakah dia sehat ?“ “Kok udah lama nggak kasih kabar, jangan-jangan.......” “Cucuku sudah bisa apa ya..?” Rumah tangga anakku bagaimana?” “Lebaran ini kok mereka nggak pulang ya...?” Banyak sekali yang mereka cemaskan.

Ada pula yang merantau harus meninggalkan anak istrinya di kampung. Atau juga suami istri yang menitipkan anak-anaknya kepada orangtua mereka, sementara mereka bekerja dikota besar. Mereka berdalih bahwa mereka bekerja untuk kebahagiaan anaknya. Sekarang pertanyaannya, apakah anak-anaknya itu bahagia kalau harus jauh dari orangtuanya? Apakah mereka bisa mengontrol tumbuh kembang anak-anaknya itu?

Sementara penghasilan yang mereka terima seakan cuma sekedar lewat atau sekedar mampir di rekening, setelah itu lenyap tak berbekas. Mereka pakai untuk makan, sewa kontrakan, cicilan-cicilan, biaya anak sekolah, bayar utang, dll. Lalu mereka cuma bisa mengeluh dan mengutuki perusahaan tempat mereka bekerja karena terlalu pelit untuk memberi kenaikan gaji & tunjangan-tunjangan lainnya. Tapi tetap saja mereka bekerja seperi biasa tanpa ada keinginan untuk berubah. Kalau orang sunda bilang “nggeus dipoyok, dilebok !” trus orang jawa bilang:

“ Wis nggo wadan, tapi dipangan !” yang artinya sama: udah dilaknat, tapi disikat juga.

Yang lebih mengenaskan lagi, ada beberapa orang yang merantau padahal mereka dikampung punya rumah atau tanah sehingga mereka membiarkannya terbengkalai. Seperti yang terjadi pada teman kerja saya. Dia dan adik-adiknya merantau di Cikampek – Jawa Barat dan mereka masing-masing sudah punya rumah di situ. Sementara bapaknya ( ibu mereka sudah meninggal )ditinggal seorang diri di Ngawi – Jawa Timur. Akhirnya bapaknya itu diboyong ke Cikampek sehingga rumah serta tanahnya yang lumayan luas di Ngawi tidak ada yang mengurus. Ironis bukan?

Trus, solusinya gimana doong...?

Kembali ke kampung halaman. Itu yang harus kita lakukan agar kita punya kehidupan yang lebih baik, jauh dari stress, biaya hidup yang lebih murah, serta lingkungan yang lebih baik. Anda jangan khawatir tidak bisa makan. Asalkan Anda bukan pemalas, banyak peluang yang bisa kita dapatkan walaupun Anda tinggal di daerah terpencil. Apalagi sekarang pemerataan pembangunan sedang digalakkan oleh pemerintah dengan mengadakan program PNPM Mandiri, Kredit Usaha Rakyat, Koperasi dll.

Anda bisa berdagang. Tau nggak, perdagangan adalah sektor real yang disebut-sebut lebih aman dari terpaan krisis finansial yang terjadi saat ini. Anda bisa berdagang apa saja yang menurut Anda cocok, punya pangsa pasar yang bagus, dan resiko rugi yang kecil.

Bertani atau agrobisnis. Mayoritas mata pencaharian orang dikampung adalah dari sektor pertanian. Tapi tentu saja Anda bukan petani biasa. Anda adalah orang-orang modern yang berpendidikan lebih tinggi dari petani kebanyakan. Saya yakin Anda akan terus berinovasi dalam dunia pertanian yang akan Anda geluti. Teman saya, seorang lulusan bidang teknologi pangan, rela keluar dari perusahaan. Dia mengembangkan kacang panjang hibrida dan sekarang dia sedang bergerak menuju kesuksesannya. Atau Anda bisa mencontoh Bob Sadino, konglomerat yang lahir dari agrobisnis.

Berternak. Anda bisa berternak apa saja dikampung. Dengan sumber daya yang ada disana, Anda akan lebih mudah mengembangkan peternakan Anda. Anda tidak harus membeli rumput untuk kambing dan sapi Anda. Bekatul untuk ayam atau bebek bisa Anda dapatkan dengan harga yang murah.

Ikutan viral marketing seperti saya. Banyak viral marketing yang ditawarkan di internet. Pelajari, dan silahkan Anda pilih yang terbaik. Di internet juga banyak bisnis-bisnis online yang ditawarkan, apa salahnya Anda coba. Apalagi kalau gratisan, tentu resiko rugi akan lebih kecil. Penasaran?

Silahkan klik disini

Wiraswasta. Anda dapat mengembangkan hobi Anda sehingga hobi itu bisa menghasilkan uang untuk Anda. Kalau Anda hobi main musik, kenapa Anda tidak membuka rental Studio? Atau memberikan kursus piano mungkin? Jika Anda hobi main game, Anda buka saja rental playstation.

Dijamin, hobi Anda jalan terus, sementara Anda dapat hasil. Tung Desem Waringin mengajarkan: “ Pilihlah usaha yang Anda sukai terlebih dahulu, baru pilih yang menghasilkan. Karena apabila Anda pilih yang menghasilkan sementara Anda tidak menyukainya, Anda tidak akan enjoy bahkan cenderung jenuh.”

Memang, untuk bisa sukses diperlukan kerja keras, dan itu terjadi dimana saja. Kalau Anda seorang muslim, Anda harus percaya bahwa Alloh SWT Maha memberi rizki. Justru kalo Anda menganggap bahwa Anda akan sengsara jika Anda keluar dari perusahaan tempat Anda bekerja, Saya khawatir itu adalah benih kemusyrikan.

Alloh SWT berfirman dalam surat Alam Nasyroh ayat 5, yang artinya:

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan “

Bahkan Alloh SWT mengulanginya lagi pada ayat ke-6:

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan “

Lalu Alloh SWT memberikan Solusinya pada ayat 7 & 8:

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

Wallohu a’lam bishshowwab...

Ditunggu komentarnya.